Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan dan orang-orang sekitarnya.
Tema yang seringkali saya tuliskan di dalam memotivasi ini adalah tentang motivasi karyawan dan teknik penjualan dengan prinsip persuasi. Dalam postingan kali ini, saya akan mengkombinasikan kedua topik yang berbeda ini.
Sudah banyak teori motivasi beserta strategi untuk aplikasi dalam manajemen perusahaan yang telah saya bahas, dan kini saya akan memberikan taktik praktis yang bisa diterapkan kepada karyawan agar menjadi lebih termotivasi dalam menjalankan pekerjaannya.
Seperti yang pernah saya paparkan sebelumnya, ada tujuh prinsip persuasi yang telah teruji ilmiah oleh peneliti psikologi pemasaran profesor Robert Cialdini. Ketujuh prinsip persuasi yang biasanya dimanfaatkan oleh para sales dan marketing ini bisa juga digunakan untuk memotivasi karyawan.
1) Prinsip Timbal Balik
Inilah prinsip yang paling umum yang diterapkan manajemen kepada para karyawan. Perusahaan memberikan sesuatu atau beberapa hal yang berharga dan para pekerjanya akan merasa berkewajiban membalas pemberian tersebut dengan memberikan waktu, tenaga, dan keahliannya.
Yang perlu diingat, pemberian yang utama bukan hanya berupa uang seperti gaji, tunjangan, insentif/komisi, dan bonus, tapi juga yang non-finansial seperti pelatihan serta training. Atasan juga harus fleksibel dalam memberikan penghargaan serta perhatian, piagam atau token of appreciation, cuti pribadi dan wisata bersama, atau hal-hal simpel sesederhana pujian yang pantas.
2) Prinsip Rasa Suka
Perusahaan mesti mengelola lingkungan kerja menjadi tempat yang ideal untuk bekerja. Fasilitas yang menunjang pekerjaan ataupun sarana yang mendukung minat dan aktivitas ekstra karyawan untuk menyalurkan hobi juga bisa disiapkan.
Suasana kantor yang menyenangkan dan pimpinan yang bisa menguatkan kerukunan serta mengurai konflik antar sesama rekan akan menjaga semangat kerja karyawan. Banyak orang yang terdemotivasi dan pindah kerja karena membenci atasannya. Rasa kekeluargaan dan persahabatan di kantor harus terjalin harmonis.
3) Prinsip Kelangkaan
Karyawan perlu selalu diingatkan betapa berharganya pekerjaannya dan banyak orang yang menginginkan pekerjaannya serta siap menggantikan dirinya. Ancaman akan kehilangan pekerjaan sebagai sumber nafkah harus terus disadari oleh masing-masing pekerja.
Perusahaan juga harus bisa meningkatkan nilai dari suatu jabatan menjadi begitu berharga. Misalnya dengan menciptakan peluang karir yang cukup potensial dengan wewenang yang bisa semakin meningkat. Semangat kerja dipacu lewat upaya karyawan dalam mengejar kesempatan untuk maju meniti tangga korporasi. Namun kuncinya, berikan unsur kelangkaan dengan ancaman persaingan dari sesama rekan dan dari luar serta ancaman pemutusan kerja oleh atasan (jika kinerja kurang bagus).
4) Prinsip Validasi Sosial
Perusahaan dapat menanamkan etos kerja dengan pemrograman budaya organisasi dan penguatan kedisiplinan bersama. Tetapkan beberapa agen perubahan yang bisa menjadi teladan dan penyemangat di masing-masing kelompok tugas. Mereka bisa mempengaruhi dinamika grup dalam menerapan nilai-nilai perilaku karyawan yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Kepemimpinan dalam manajemen sumber daya manusia perlu memantau dan memonitor ritme pergerakan karyawan secara keseluruhan agar tetap selaras dengan visi dan misi perusahaan secara solid bersama-sama. Intinya, seorang karyawan harus bisa melihat dan menilai bahwa semua rekannya termotivasi untuk bekerja sehingga dia akan ikut-ikutan bekerja dengan penuh semangat.
5) Prinsip Komitmen dan Konsistensi
Perusahaan dapat menggunakan simbol-simbol penguatan komitmen karyawan untuk bekerja secara maksimal seperti tulisan-tulisan, pin dan stiker, yel-yel dan janji bersama, pernyataan dengan tanda tangan, dan sebagainya.
Manajemen lewat para atasan langsung karyawan yang bersangkutan perlu menjaga konsistensi kerja dengan mengingatkan alasan-alasan kuat yang mendorong motivasi karyawan untuk bekerja di dalam perusahaan. Komitmen yang besar harus ditimbulkan secara bertahap tanpa perlu pemaksaan yang penting konsisten dan terus meningkat.
6) Prinsip Kontras
Karyawan perlu diingatkan dengan selalu memberikan perbandingan antara kebaikan yang bisa didapatkan dari pekerjaannya yang sekarang daripada jika bekerja di perusahaan pesaing atau perusahaan lain yang manajemennya lebih buruk.
Atasan bisa memberikan tugas yang lebih sulit terlebih dahulu baru menurunkan permintaannya sehingga pekerjaan yang sesungguhnya dituntut untuk dikerjakan oleh sang karyawan tampak lebih mudah (dibandingkan dengan tuntutan awal yang lebih susah). Karyawan akan bersyukur tidak jadi mengerjakan tugas yang terlalu besar/sulit dan termotivasi untuk bekerja menyelesaikan tugas yang (tampak) tidak terlalu susah (dibandingkan penugasan yang pertama).
7) Prinsip Otoritas
Karyawan bisa dimotivasi oleh sosok yang dihormatinya dan memiliki otoritas misalnya di bidang spiritual. Motivasi oleh ahli agama sebagai contoh, dapat digunakan untuk mengingatkan makna ibadah dalam pekerjaan karyawan. Bisa juga oleh motivator yang memang ahli di dalam bidang pekerjaan yang bersangkutan. Bahkan dengan advis legal oleh pihak yang berewenang.
Para pemimpin perusahaan haruslah orang-orang yang kredibel, kompatibel, dan memang memiliki kemampuan yang diakui oleh para bawahannya. Atasan langsung seperti manajer dan supervisor mesti memberikan instruksi secara amat sangat tegas dan berkala. Konsultan dan input dari para pakar juga diperlukan agar karyawan semakin yakin dengan prosedur kerja yang dilaksanakan memang yang paling efektif serta efisien.
06.08 | 0
komentar | Read More